wellcome to our life ^_^

Kami bukanlah seorang hacker bukan pula seorang profesional. tetapi kami adalah kelompok pemuda yang sedang belajar. Marilah kita sama-sama belajar agar kita menjadi orang yang pintar..... ^_^

Sabtu, 27 Februari 2010

BBM HABIS, BUKAN BERARTI HARUS PRIMITIF

Hm..... akhir-akhir ini kita terlalu sering mendengar tentang kelangkaan bahan bakar bermotor yang dalam bahasa gaul-nya adalah BBM. Tapi, pernahkah anda memikirkan bahwa kelak BBM akan segera habis? Sudah tahu kan, bahwa BBM adalah sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat di perbarui? Meski bisa, akan membutuhkan waktu bermilyar-milyar tahun lamanya. Wah keburu mati tuch… hehehe
Makanya brow, jangan boros dengan BBM! Ntar kalo BBM habis, motor mau di isi pake apa? Pake es doger, es teh,? Ya nggak mau jalan donk, malah-malah motornya bisa rusak tuh. Tapi ngomong-ngomong tentang air, aku denger ada air yang nggak asing kita denger lagi yaitu air laut bisa jadi pengganti BBM lho! Juga ada pisang dan bahan-bahan lainnya yang bisa jadi pengganti BBM. Mau tau selengkapnya? Baca aja yuk yang ada di bawah ini!

1. BAHAN BAKAR AIR LAUT


Suatu saat nanti, anda mungkin akan melihat banyak anjing laut yang mengelilingi stasiun pengisian bahan bakar. Itu karena bukan aroma bensin, melainkan justru aroma pantai yang lebih terasa di SPBU.

John Kanzius, 63 tahun, telah berhasil menciptakan alternatif bahan bakar dari air laut. Secara kebetulan, teknisi broadcast ini menemukan sesuatu yang menakjubkan. Pada kondisi yang tepat, air laut dapat menyala dengan temperatur yang luar biasa. Dengan sedikit modifikasi, tidak menutup kemungkinan di masa depan, ini dapat di jadikan sebagai alternatif bahan bakar untuk kendaraan bermotor.

Perjalanan Kanzius menjadi inspirasi yang mengejutkan bermula ketika dia di diagnosis menderita leukimia pada tahun 2003. Dihadapkan dengan treatment kemoterapi yang melelahkan, dia memilih mencoba untuk menemukan alternatif yang lebih baik dalam menghancurkan sel-sel kanker. Kemudian di muncul dengan alat Radio Frequency Generator (RFG), sebuah mesin yang menghasilkan gelombang radio dan memancarkannya ke suatu area tertentu. Kanzius menggunakan RFG untuk memanaskan pertikel metal kecil yang dimasukkan ke dalam tumor, menghancurkan sel tumor tanpa merusak sel yang normal.

Hmmm… tetapi, apa hubungannya antara kanker dengan bahan bakar air laut?

Selama percobaannya dengan RFG, dia menemukan bahwa RFG dapat menyebabkan air yang berada di sekitar test tube mengembun. Jika RFG dapat menyebabkan air mengembun, seharusnya ini dapat juga untuk memisahkan garam dari air laut. Mungkin, ini dapat digunakan untuk men-desalinitasi air laut. Sebuah peribahasa tua tentang laut, "air, air dimana-mana, dan tidak satu tetespun dapat diminum".

Beberapa negara mengalami kekeringan dan sebagian besar rakyatnya menderita kehausan, padahal 70% bumi adalah samudera yang notabene adalah air. Suatu metode yang efektif untuk menghilangkan garam dari air laut dapat menyelamatkan tak terhitung nyawa. Maka tidaklah heran jika Kanzius mencoba alat RFG-nya untuk tujuan desalinitasi air laut.

Pada test pertamanya, dia melihat efek samping yang mengejutkan. Ketika dia arahkan RFG-nya pada tabung yang berisi air laut, air itupun seperti mendidih. Kanzius lalu melakukan test kembali. Saat ini dengan kertas tisue yang terbakar dan menyentuhkannya ke dalam air laut yang sedang di tembak oleh RFG. Dia sangat terkejut, air laut dalam tabung terbakar dan tetap menyala sementara RFG dinyalakan.

Awalnya berita tentang eksperiment ini dianggap suatu kebohongan, tapi setelah para ahli kimia dari Penn State University melakukan percobaan ini, ternyata hal ini memang benar. RFG dapat membakar air laut. Nyala api dapat mencapai 3000 derajat Fanrenheit dan terbakar selama RFG dinyalakan.

Lalu bagaimanakah air laut dapat terbakar? Dan kenapa jika puntung rokok di lemparkan ke dalam laut tidak menyebabkan bumi meledak?

ni semua berhubungan dengan hidrogen. Dalam keadaan normal, air laut mempunyai komposisi Natrium Klorida (garam) dan Hidrogen, oksigen (air) yang stabil. Gelombang radio dari RFG milik Kanzius mengacaukan kestabilan itu, memutuskan ikatan kimia yang terdapat dalam air laut. Hal ini melepaskan molekul hidrogen yang mudah menguap, dan panas yang keluar dari RFG memicu dan membakarnya dengan cepat.

Jadi akankah di masa depan nanti mobil atau motor memakai air laut daripada bensin?

Kalau teknologi ini benar-benar bisa terealisasi, dunia sudah tidak perlu khawatir lagi dengan krisis energi.


2. BATERAI SINGKONG

Seorang anak bernama Innocencio Kresna Pratama (dipanggil Inno) mengantarkan kota Bandar Lampung menjadi yang terbaik di ajang "Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD Dan Madrasah Ibtidaiah (MI) se provinsi Lampung" tanggal 6-7 November kemarin. Apa yang dibuat Inno? Bocah kelas 6 SD TUnas Mekar Indonesia ini berhasil membuat para juri terpana dengan karyanya yang bertajuk "Baterai Singkong, Upaya menemukan Energi Alternatif" serta mengantarkannya mewakili provinsi Bandar Lampung pada event yang sama tingkat nasional (27 November 2008).
Modalnya, menurut Inno, sangat mudah didapat dan murah pula; satu batang singkong kecil yang dipotong menjadi empat bagian. Inno menancapkan pelat dan tembaga seng yang kemudian disambung dengan kabel kecil ke kalkulator dan jam digital. Hasilnya? Kedua benda itu menyala dan tetap akurat!
Menurut Inno, singkong dapat menghasilkan listrik karena mengandung cairan elektrolit untuk menghasilkan listrik. "Untuk itu teknologi sederhana ini saya namakan Baterai Singkong", ujar anak dari pasangan drg. Edy Suwanto dan drg. Lucia Dwi Handayani.
Apa yang mendorong calon ilmuwan cilik kelahiran 8 Maret 1996 ini? Dia mengaku terinsipirasi karena rajin membaca, ditambah lagi sudah memulai penelitian kecil di sekolah seperti mulai cara menanam, mengamati pertumbuhan tanaman, dan lain-lain.
Ketertarikannya menjadi semakin menjadi-jadi setelah membaca di internet dan berbagai macam buku kalau apel dan jeruk dapat pula menghasilkan listrik. "Mulai dari situlah aku tertarik melanjutkan penemuan ini. Aku menduga buah lain, bahkan umbi2an juga dapat menghasilkan listrik" kata dia.
Di sekolah Inno mengadakan percobaan di sekolah seperti menguji buah mangga yang didapati juga menghasilkan listrik. Ia beralih ke umbi2an; singkong, ubi, dan kentang tak luput untuk dijadikan obyek pengujian. Inno mengklaim baterai singkong dapat bertahan berhari-hari tanpa henti seperti baterai konvensional, malahan dapat dipakai berkali-kali dengan menancapkan pelat tembaga di bagian sisi yang belum digunakan.
Otaknya yang kreatif terus seakan tak pernah berhenti yang terbukti dari pengakuannya untuk melanjutkan penelitian menjadikan singkong batu baterai kering. Meskipun begitu, anak ini tetap rendah hati dan mengharapkan doa dari orang-orang terdekatnya berharap untuk kembali menjadi yang terbaik di ajang nasional kelak. Sambil meneguk air putihnya, Linuz menguap dan bergumam asal,"Huahh harus cepet dipatenin nih singkong ajaib"

3. NIRA POHON AREN PENGHASIL ETANOL

NIRA pohon aren atau dalam Bahasa Jawa latinnya Arenga pinnata yang selama ¬ini hanya dikenal untuk bahan baku gula, atau hanya buahnya (kolang kaling) untuk bahan cam-puran es buah maupun ma¬kanan ringan lainnya, ter¬nyata mengandung etanol yang cukup tinggi. Bahkan nira pohon aren ini dapat menghasilkan 1,2 liter eta¬nol per pohon per hari. Kandungan etanol ini jauh lebih tinggi jika dibanding jenis tanaman lainnya.
Sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM), eta¬nol dari nira pohon aren ini dinilai sangat menguntung¬kan karena dapat tumbuh subur dengan kondisi cuaca di Indonesia. Pohon aren da¬pat disadap niranya pada tanaman usia satu tahun. Jika ini dikembangkan se¬cara besar-besaran, soal BBM Indonesia bisa seperti Timur Tengah.
Melihat potensi pohon aren yang begitu tinggi, jika satu batang pohon aren mampu menghasilkan 1,2 liter etanol per hari, maka untuk satu hektar lahan dengan jumlah tanaman 200 batang (dibuat minimal) paling tidak mam¬pu menghasilkan sekitar 200 liter per hari. Dengan perhi¬tungan ini maka setiap tahunnya diperkirakan da¬pat menghasilkan sekitar Rp 480 juta. Namun demikian dari perhitungan secara umum produktivi¬tas etanol dari pohon aren ini mencapai 40.000 liter per hektar per tahun. Namun produksi ini jauh lebih ting¬gi jika dibanding tanaman lainnya seperti ubi kayu yang hanya mampu meng¬hasilkan sekitar 2.000 hing¬ga 7.000 liter per hektar per tahun, jagung 400 - 2.500 liter per hektar per tahun, tebu 3.000 - 8.500 per hektar per tahun, sorgum 1.500 - 5.000 per hektar per tahun dan lainnya.
Melihat produktivitas etanol yang lebih tinggi de¬ngan harga yang terus me¬lambung, Perhutani bisa be¬ralih ke sana ji¬ka dibandingkan pohon pinus, pohon aren lebih menguntungkan, sebab untuk pi¬nus dalam satu tahun per hektarnya hanya mampu menghasilkan kurang dari Rp 10 juta.

4. Biji Buah Nyamplung Bahan Baku Alternatif Minyak Tanah

Semakin menipisnya cadangan minyak dari bahan bakar fosil memang mengkhawatirkan banyak pihak. Paling tidak, naiknya harga minyak mentah dunia, USD145 per barel pada juli 2008, sebagai salah satu bukti. Demi menemukan sumber bahan bakar alternatif, seluruh negara di dunia mulai berlomba-lomba mengembangkannya. Salah satunya karya penelitian siswa SMAN 6 Yogyakarta Aditya Prabhaswara dan Fathur Rahman, yang tidak ada salahnya jika menjadi salah satu solusi.

Biji buah nyamplung yang sering dianggap tidak berguna, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku alternatif minyak tanah. Pengolahannya pun sederhana. Ketahanan pembakarannya dua kali lipat lebih lama dibandingkan minyak tanah dari bahan bakar fosil.

"Kami mengamati bahwa buah nyamplung selama ini tidak pernah dimanfaatkan. Berdasarkan pengamatan fisik, buah nyamplung yang sudah tua dan jatuh dari pohon memiliki kandungan minyak," paparnya seperti dikutip dari Harian Sindo.

Dugaan itu semakin tampak jelas ketika buah nyamplung disulut api. Buah itu tidak segera habis, tapi dapat mempertahankan nyala api dalam waktu cukup lama. Hal itu kemungkinan karena ada kandungan minyak di dalam biji buah.

Fathur Rahman dan rekannya mulai melakukan penelitian tentang manfaat nyamplung tersebut sejak Agustus hingga Oktober 2007 di beberapa wilayah Yogyakarta. Beberapa peralatan yang mereka gunakan dalam penelitian itu, yakni kompor, palu, blender, kain, gelas ukur 200 ml, neraca 3 lengan, biji nyamplung 1,5 kilogram, air, alkohol 96%, alat pres, alat destilasi, serta penggorengan tanah liat dan kayu. Cara pengolahan dalam penelitian itu, yakni biji nyamplung dikeluarkan dari cangkangnya dengan bantuan palu, kemudian disangrai. Hal itu bisa juga dilakukan dengan bantuan oven.

Sebab, tujuannya hanya untuk menguapkan kandungan air dalam biji buah tersebut. Kemudian,biji buah didinginkan dan dihancurkan dengan blender khusus biji-bijian. Lalu, biji yang sudah hancur itu dipres menggunakan mesin pres dan diambil minyaknya. ’’Ini tahap pertama minyak bisa dihasilkan. Setelah itu, ampasnya masih bisa diolah lagi. Ampas yang terakhir bisa dibuat menjadi briket arang.Sebab,kami memang menginginkan zero waste,’’ papar Fathur. Ampas tersebut bisa dimanfaatkan kembali dengan dicampur alkohol 96%, kemudian dibungkus kain dan diperas kembali. Itu bisa menghasilkan minyak nyamplung dan alkohol 96%, kemudian dilakukan destilasi.

Untuk satu kali pengolahan, mereka bisa mendapatkan dua bagian minyak nyamplung, satu bagian alkohol 96% dan satu bagian ampas nyamplung. Fathur menyatakan, setelah itu dilakukanlah uji perbandingan daya bakar antara minyak biji nyamplung dengan minyak tanah. Minyak biji nyamplung itu bisa memiliki daya bahan bakar selama 11,8 menit, sedangkan minyak tanah 5,6 menit dengan takaran 1 mililiter (ml) minyak biji nyamplung dan minyak tanah. Itu menunjukkan bahwa minyak biji nyamplung memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah.

Sementara itu, saat uji coba untuk mendidihkan air, ternyata minyak tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak biji nyamplung hanya 0,4 ml. Namun, Fathur menjelaskan, kelemahan dari minyak biji nyamplung adalah kapilaritasnya yang tidak sebagus minyak tanah. Karena itulah dibutuhkan kompor yang lebih rendah dengan sumbu lebih pendek dibandingkan kompor biasa. Meski demikian, kualitas pembakaran dan nyala api tidak diragukan lagi kemampuannya.
"Untuk minyak nyamplung, desain kompornya harus lebih rendah.Kami juga sudah menyiapkan kompor,mesin pres, dan lain-lain," tandasnya. Karya Fathur Rahman dan rekannya ini memperoleh juara I dalam lomba karya tulis tingkat SMA 2007, Wisata Iptek dan Temu Pakar, yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi.
5. KULIT PISANG (BATERAI ISI ULANG)
Jika kamu punya batu baterai yang udah mati jangan dibuang dulu masih bisa diisi ulang! Masak sih? Iya bisa! Cuman pake kulit pisang ambon… Ihh… gile yang bener nich… Lalu caranya? Caranya gampang sekali,




1. Baterai yang udah mati tadi lepas bagian pembungkus yang bermerk
2. Lepas penutup atasnya dan buang bubuk arang yang ada di dalamnya, tapi biarkan batang karbon yang ada di tengah.
3. Iris kecil-kecil kulit pisang ambon dan masukkan ke dalam selongsong baterai tadi
4. Sekarang tutup kembali baterainya
Coba dengan bola lampu/multi tester. yee......baterainya nyala lagi
Cukup mudah bukan, selamat mencoba!


Hm…. Bagaimana? Seru, bukan? Apakah anda baru saja mandapatkan suatu inspirasi? Tetapi saya punya suatu renungan untuk kita semua khususnya bangsa kita, Bangsa Idonesia. Saya terlalu sering mendengar orang-orang menjelekan nama bangsa ini, sedangkan itu adalah bangsa dia sendiri. Saya dengar dari mereka sich katanya orang-orang Indonesia kuno-kuno, dan tidak dapat menciptakan suatu temuan, tidak dapat menciptakan alat-alat moderen, ketinggalan jaman, dan yang lainnya. Namun sekarang lihatlah kenyataannya, setelah anda membaca tulisan-tulisan di atas tadi, apakah kita pantas mengatakan bangsa ini bangsa primitif? Tentu tidak, bahkan ini adalah luar biasa. Bahkan anak TK sekalipun telah membuktikan kebolehannya dalam ilmu pengetahuan.
Sebenarnya mahakarya-mahakarya anak-anak bangsa ini tidak hanya itu saja, masih banyak karya lain yang menakjubkan bahkan dapat membuat bangsa di seluruh dunia terpukau akan kreatifitas bangsa kita. Namun, kenapa kita masih saja tertinggal? Jawabannya terpaku pada pertanyaan “Kenapa anda baru tahu tentang berita-berita ini?” apakah anda baru mengetahuinya? Inilah yang membuat kita tertinggal. Mohon maaf, tetapi memang benar bahwa rasa tak acuh, masa bodo, dan malas dalam diri kita lebih kuat di banding rasa ingin tahu kita. Inilah yang membuat kita semakin tertinggal.
Namun, tenanglah karena ketinggalan kita masih dapat kita kejar. Dengan apa? Tentu saja dengan belajar, memperluas pengetahuan, rajin beribadah, dan satu yang penting yaitu mengamalkannya atau memberitahukannya kepada orang lain. Dan jangan sampai bangsa luar mengambil hasil karya-karya kita seperti karya-karya sebelumnya. Karena masa depan Negara ini ada di tangan kita. Sekian kata-kata dari saya, semoga dapat menjadikan ini semua sebagai motor untuk menggerakkan kita agar sukses di masa depan. Bravo ilmu pengetahuan..!!!




Special thanks for: - auto.howstuffworks.com
- www.lampungpost.com
- dan sumber-sumber lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar